Translate

Jumat, 25 Desember 2015

PENGALAMA MENJELANG KEMATIAN OLEH MICKEY ROBINSON



Kesaksian Mickey Robinson. Near Death Experience . Mati Suri. Shalom, begini kisahnya :


Saya dilahirkan tahun 1949 di Cleveland, Ohio.

Saat itu malam agustus yang panas, saya dan empat pria lainnya akan melakukan terjun parasit yang merupakan suatu rutinitas. Keadaan cuaca tidaklah bagus, sehubungan dengan panas dan tingkat kelembaban yang tinggi. Say tidak begitu kuatir, saya adalah seorang penerjun professional dan ini adalah demontrasi saya sebelum dilihat oleh ribuan orang nantinya. Semenjak melihat olah raga terjun payung di sekolah itulah saya mencintai olah raga ini. Tidak terhitung lagi uang dan waktu yang saya habiskan, sampai pada akhirnya saya bisa bersama melakukan terjun payung bersama penerjun terbaik dunia.
Malam itu pesawat penuh dengan enam orang, pesawat lepas landas, melintas bagus pada kecepatan 100 mil per jam. Tiba-tiba, tanpa peringatan, mesin pesawat mati. Pilot berteriak kepada saya : ‘Kita akan jatuh’. Kemudian pesawat jatuh, sayap mengenai tanah terlebih dahulu. Wajah saya terbentur keras ke interior dalam pesawat yang keras, terluka dan syok, tiga penerjun keluar dari bangkai pesawat. Penerjun keempat kaget, dia melihat ke saya dan pilot bergerak dan mengira saya dan pilot akan keluar juga. Ketika dia keluar dari pesawat, seketika pesawat terbakar. Bahan bakar memacu kebakaran dan terjadilah kebakaran besar. Kemudian penerjun keempat berusaha menolong saya ketika saat itu saya terbakar dari kaki sampai kepala, tetapi kaki saya tersangkut.
Saya merasa putus asa, kobaran api dari kepala sampai kaki saya, dan saya terjebak di reruntuhan pesawat. Kemudian penolong kedua saya berhasil mengeluarkan saya dari dalam bangkai pesawat, kemudian dia menggulingkan saya di tanah dan berusaha memadamkan api yang menyala di badan saya. Kemudian api yang berkobar di badan saya akhirnya padam juga. Tetapi malang bagi si pilot, dia terbakar sampai mati.
Terbaring di tanah, terluka parah. Kulit di tangan dan lengan saya terbakar dan jatuh ke tanah seperti ayam goreng. Muka saya juga terluka parah. Ketika saya menanyakan kepada mereka bagaimana kondisi saya diantara kepulan asap di tubuh saya, mereka tidak dapat menjawabnya. Kemudian paramedi datang dan memotong pakaian dan sebagian kulit dan daging saya yang menempel di pakaian saya. Mereka mengetahui bahwa saya menderita luka bakar yang sangat parah. Hampir ¾ Badan saya terbakat. Meskipun saya atletis dan kuat tapi mereka mengatakan bahwa saya tidak mungkin selamat.
Berhari-hari dan berminggu-minggu kemudian tubuh saya terinfeksi, Berat badan saya turun dari 167 pound menjadi hanya 90 pound. Sangat kurus dan kering, dan ada luka menganga sehingga tulang saya kelihatan. Bagian belakang tumit saya membusuk dan tangan saya terinfeksi parah dan mereka menyarankan untuk diamputasi.
Sakitnya luar biasa. Perut bagian dalam saya mengalami kerusakan parah, banyak cairan yang keluar dari perut saya. Hal ini menyebabkan pendarahan internal yang parah. Tiga perempat tenggorokan saya mengalami kerusakan, sehingga minum air saja tidak bisa. Darah saya terkontaminasi oleh mikro bakteri dan darah saya berkurang sebanyak 10 pints – hampir menyamai volume total darah manusia. Juga kepala saya terluka parah sehingga merusak sebagian otak saya.
Tubuh saya berperang dengan maut, tapi akhirnya kalah. Tiap komplikasi yang saya alami cukup membuat seorang meninggal. Mata kanan saya buta. Tubuh saya rapuh. Saraf kedua kaki mati. Otot mengerut dan kaki menekuk
Semua dokter telah berusaha sekuat tenaga, sampai akhirnya mereka menyerah dan mengatakan saya akan mati.
Selama waktu itu saya mengalami peristiwa yang mengubah kehidupan. Secara tiba-tiba dunia fisik menghilang dan roh saya keluar dari dalam tubuh fisik saya. Saya tidak lagi berada di ruang rumah sakit, saya memasuki dunia roh. Seketika saya menyadari dua hal : bahwa dunia roh adalah nyata dan waktu seperti tidak berjalan.
Sangat mencengangkan ! saya menjelajah ke suatu tempat dan saya tidak dapat mengendalikannya.
Tiba-tiba, ada sebuah pintu yang akan tertutup. Kegelapan seketika mulai menutupi sekelilingku, dan saya mulai menyadari bahwa ada titik pemisah. Datang melalui ruang yang hampir tertutup adalah suatu cahaya putih yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya menyadari apabila pintu itu benar-benar tertutup, maka saya akan terpisah dengan sinar putih itu selamanya.
Saya mengalami ketakutan dan ke-putus-asa-an yang luar biasa. Saya tidak ingin terpisah dengan cahaya itu dan sampai akhirnya saya menangis kepada Tuhan.
Sebelumnya saat dibawa kerumah sakit setelah kecelakaan, saya ditanya : ‘Apakah kamu seorang kristen ketika peristiwa ini terjadi ?’. Malam pada saat saya dimasukkan kedalam ruang UGD, meskipun saya tidak ingat, saya meminta ibu saya untuk mengirim pendeta yang saya kenal. Ia datang ke sisi saya, memberi saya minyak dan mendoakan saya.
Pertobatan terjadi pada saat itu. Saat saya terbaring disana, terluka parah, sakit hampir mati. Saya berteriak “Tuhan, maafkan saya. Berilah aku kesempatan kedua”. Saya tidak tahu bagaimana berdoa dan aku meminta ampunan Tuhan.
Ketika pintu itu mau tertutup, saya takut kegelapan. Kemudian saya berteriak : “Tuhan, saya mau hidup ! Maafkan saya ! Tolong beri aku kesempatan lagi”…
Kemudian Tuhan mulai memperlihatkan kepadaku kejadian-kejadian dimasa datang. Saya melihat saat-saat, detik, hari-hari, minggu, bulan dan tahun berlalu didepanku – semuanya tersambung. Saya melihat waktu – Saya tidak tahu bagaimana Tuhan melakukan ini, tetapi Dia punya kemampuan. Saya melihat diri saya sendiri melihat orang-orang yang saya tidak tahu seakan-akan saya tahu mereka, seperti saya sedang menonton televisi. Ketika saya melihat diri saya sendirimelakukan sesuatu yang bodoh, saya berteriak : “jangan lakukan itu”. Tetapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saya hanya bisa melihat. Kemudian saya melihat sesuatu yang lainnya lagi.
Kemudian Tuhan mengatakan kepadaku bahwa saya akan kembali ke bumi. Tuhan tidak berbicara kepada saya dalam bahasa yang saya gunakan sekarang, tetapi dalam kesadaran dan pengetahuan bahwa saya akan dikirim kembali. Kemudian saya kembali kepada kehidupan saya dan masuk kedalam badan jasmani saya. Tiba-tiba saya dapat mendengar dan melihat dengan mata dan telinga fisik saya.
Kemudian saya tersadar. Saya menyadari bahwa saya berbicara dalam suatu bahasa yang indah, dan bingung apa yang terjadi. Segera setelah saya pikir bahasa itu berhenti, saya menyadari bahwa saya masih hidup. Suhu 106 derajat sudah menurun, kemudian saya tertidur untuk pertama kalinya semenjak terjadinya kecelakaan itu. Ketika saya terbangun beberapa jam kemudian saya merasa sakit karena sprei lengket dengan keringat dan darah saya, tetapi suatu istirahat didalam kedamaian untuk pertama kalinya didalam hidup saya, itu adalah kedamaian yang benar-benar damai.
Dokter tidak memahami pengalaman saya dan tetap menunggu kematianku – tetapi saya tidak mati ! Saya masih sangat sakit dan sepengetahuan mereka, seharusnya saya sudah mati. Tetapi tiap hari keadaan saya semakin membaik. Meskipun syaraf di kedua kaki saya mati, dan dokter mengatakan bahwa saya tidak akan dapat berjalan kembali.
Selama beberapa tahun saya mengalami 75 sampai 100 operasi. Saya tidak tahu bagaimana pengalaman spiritual itu terjadi pada diri saya.
Kaki kanan saya mulai sembuh dan dapat digerakkan tetapi kaki kiri saya masih membandel tidak mau bergerak. Tetapi setiap hari saya memerintahkan kaki kiri saya untuk bergerak ‘Ayo .. Ayo …Jalan’ , dan sampai pada akhirnya suatu hari kaki kiri saya dapat bergerak dan saya dapat berjalan. Kemudian say a buang penyangga kaki saya dan tidak pernah saya sentuh lagi.


Tidak ada komentar: